Maaf Blog ini masih dalam tahap Perbaikan

Teknik Budidaya Jamur Tiram

Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur yang cukup populer di tengah masyarakat Indonesia. Pada umumnya jamur tiram dikonsumsi oleh masyarakat sebagai sayuran untuk kebutuhan sehari-hari. Jamur tiram mengandung protein, karbohidrat, fospor, besi, thiamin dan riboflavin lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur lain dan daging, namun rendah lemak (non kolesterol).

Budidaya jamur tiram memiliki beberapa keunggulan dan kemudahan dalam proses budidayanya sehingga dapat dikelola sebagai usaha sampingan ataupun usaha ekonomis skala kecil, menengah dan besar (Industri). Negara-negara yang telah mengembangkan budidaya jamur tiram sebagai agrobisnis andalan dan unggulan adalah Cina, belanda, Spanyol, Prancis, Belgia dan Thailand. Negara-negara tersebut trermasuk produsen jamur terbesar di dunia.

Jika anda tertarik menekuni usaha budidaya jamur tiram ini, hal penting yang harus dipenuhi adalah menciptakan dan menjaga kondisi lingkungan pemeliharaan (cultivation) yang memenuhi syarat pertumbuhan jamur tiram. Hal lain yang penting adalah menjaga lingkungan pertumbuhan jamur tiram terbebas dari mikroba atau tumbuhan pengganggu lainnya. Tidak jarang pembudidaya jamur tiram mendapati baglog(kantong untuk media jamur tiram) ditumbuhi tumbuhan lain selain jamur tiram, hal ini disebabkan proses sterilisasi yang kurang baik dan lingkungan yang tidak kondusif.
Jika anda tidak ingin repot membuat bibit mulai dari F0, F1 hingga F2 yang memang dibutuhkan teknik khusus dalam pembuatannya, anda bisa membeli baglog (F3) yang sudah siap dengan benih jamur tiram yang sudah siap dibudidayakan (Baglog Produksi).

Persiapan Budidaya Jamur Tiram

Kumbung/Ruangan Budidaya Jamur Tiram

Pada umumnnya kumbung budidaya jamur dibuat dari bambu yang meliputi, diantaranya:

1. Ruang persiapan
Ruang persiapan adalah ruangan yang berfungsi untuk melakukan kegiatan Pengayakan, Pencampuran media, Pewadahan, dan Sterilisasi.

2. Ruang Inokulasi
Ruang Inokulasi adalah ruangan yang berfungsi untuk menanam bibit pada media tanam, ruang ini harus mudah dibersihkan, tidak banyak ventilasi untuk menghindari kontaminasi (adanya mikroba lain).

3. Ruang Inkubasi
Ruangan ini memiliki fungsi untuk menumbuhkan miselium jamur pada media tanam yang sudah di inokulasi (Spawning). Kondisi ruangan diatur pada suhu 22 – 28 derajat C dengan kelembaban 60% – 80%, Ruangan ini dilengkapi dengan rak-rak bambu untuk menempatkan media tanam dalam kantong plastik (baglog) yang sudah di inokulasi. Pada tahap inkubasi sebaiknya Baglog diletakkan berdiri agar pertumbuhan miselium kebawah lebih cepat karena pengaruh gaya gravitasi bumi.

4.Ruang Penanaman
Ruang penanaman (growing) digunakan untuk menumbuhkan tubuh buah jamur. Ruangan ini dilengkapi juga dengan rak-rak penanaman dan alat penyemprot Penyemprotan berfungsi untuk menyiram dan mengatur suhu udara pada kondisi optimal 22 – 26 derajat C dengan kelembaban 80 – 90%. Pada tahap ini Baglog dapat disusun miring dg ditumpuk.

Peralatan Dan Bahan Budidaya Jamur Tiram

Peralatan yang digunakan pada budidaya jamur diantaranya, cangkul, sekop, botol, boiler (bisa diganti dg Drum), gerobak dorong, sendok bibit, centong.
Bahan-bahan yang digunakan dalam budidaya jamur tiram adalah Serbuk kayu, bekatul (dedak), kapur (CaCO3), gips (CaSO4), tepung jagung (biji-bijan), kantong plastik, karet, kapas, cincin plastik.

Proses dan Teknik Budidaya Jamur Tiram

Dalam melaksanakan Budidaya Jamur Tiram ada beberapa proses dan kegiatan yang dilaksanakan antara lain:
1. Persiapan Bahan
Bahan yang harus dipersiapkan diantaranya serbuk gergaji, bekatul, kapur, gips dan tepung jagung.

2. Pengayakan
Serbuk kayu yang diperoleh dari penggergajian mempunyai tingkat keseragaman yang kurang baik, hal ini berakibat tingkat pertumbuhan miselia kurang merata dan kurang baik. Mengatasi hal tersebut maka serbuk gergaji perlu di ayak. Ukuran ayakan sama dengan untuk mengayak pasir (ram ayam), pengayakan harus mempergunakan masker karena dalam serbuk gergaji banyak tercampur debu dan pasir

3. Pencampuran
Bahan-bahan yang telah ditimbang sesuai dengan kebutuhan dicampur dengan serbuk gergaji selanjutnya disiram dengan air sekitar 40 – 60 % atau bila kita kepal serbuk tersebut menggumpal tapi tidak keluar air. Hal ini menandakan kadar air sudah cukup. Perbandingan campuran media adalah Serbuk gergaj kayu : Tepung Jagung : Dedak/bekatul : Kapur = 100 Kg : 10 Kg : 10 Kg : 3 Kg.

4. Pengomposan
Pengomposan adalah proses pelapukan bahan yang dilakukan dengan cara membumbun campuran serbuk gergaji kemudian menutupinya dengan plastik hingga kurang lebih selama 1 minggu.

5. Pembungkusan (Pembuatan Baglog)
Pembungkusan menggunakan plastik polipropilen (PP) dengan ukuran yang dibutuhkan. Cara membungkus yaitu dengan memasukkan media ke dalam plastik kemudian dipukul/ditumbuk sampai padat dengan botol atau menggunakan filler (alat pemadat) kemudian disimpan.

6. Sterilisasi
Sterilisasi dilakukan dengan mempergunakan Autoclave dan Boiler atau bisa juga dengan Drum bekas yang bertujuan membunuh mikroba, bakteri, kapang, maupun khamir yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur yang ditanam. Sterilisasi dengan menggunakan Autoclave bertekanan tinggi dilakukan selama kurang lebih 4-5 jam. Jika sterilisasi dengan menggunakan Drum maka dilakukan pada suhu 90 – 100 derajat C selama 8-12 jam.

7. Inokulasi (Pemberian Bibit)
Inokulasi adalah kegiatan memasukan bibit jamur ke dalam media jamur yang telah disterilisasi. Baglog ditiriskan selama 1 malam setelah sterilisasi, kemudian kita ambil dan ditanami bibit diatasnya dengan mempergunakan sendok makan/sendok bibit sekitar 3-5 sendok makan kemudian diikat dengan karet dan ditutup dengan kapas. Bibit Jamur Tiram yang baik yaitu:
- Varietas unggul
- Umur bibit optimal 45 – 60 hari
- Warna bibit merata
- Tidak terkontaminasi

8. Inkubasi (masa pertumbuhan miselium) Jamur Tiram
Inkubasi Jamur Tiram dilakukan dengan cara menyimpan di ruangan inkubasi dengan kondisi tertentu. Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata, biasanya media akan tampak putih merata antara 30 – 40 hari.

9. Panen Jamur Tiram
Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat yang optimal, pemanenan ini biasanya dilakukan 3 hari setelah tumbuh calon jamur. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari untuk mempertahankan kesegaran jamur dan mempermudah pemasaran.

Comments (0)

Posting Komentar

Msn bot last visit powered by MyPagerank.Net Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net Ping your blog, website, or RSS feed for Free

Total Kunjungan

User Online

Tukar Link (Masukkan LINK blog/web anda di bawah ini :

Harap memasang LINK http://organikbisnis.blogspot.com/ dengan nama "Pertanian Organik" di BLOG/WEB anda ! Trims..